Indeks

Haul Gus Dur di Batu, Kiai Said Aqil Siroj Berpesan Soal Ikhlas dan Tanggapi Isu Konflik PBNU

Gambar. Ketika KH. Said Aqil Siradj berada di Bengkel Akhlaq Bumiaji Kota Baru.(Dok.Kabarpresisi).

KOTA BATU | KABAR PRESISI – Lembaga Ketabiban Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa Jawa Timur menggelar bakti sosial pengobatan tradisional gratis dan pelatihan (gemblengan) ilmu kanuragan.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Haul ke-16 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Padepokan Dzikir dan Ta’lim Bumi Aji Panatagama, Kota Batu, pada Sabtu (20/12).

Acara yang berpusat di kediaman KH. M. Musyrifin Amongjiwo (Kanjeng Haryo Aryo) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, dengan kehadiran utama K.H. Said Aqil Siroj, mantan Ketua Umum PBNU dan Mustasyar PBNU periode 2022-2027.

Dalam kesempatan tersebut, K.H. Said Aqil Siroj memberikan respons terkait konflik internal di tubuh PBNU. Beliau menegaskan, “Baru kali ini saja terjadi konflik di internal PBNU. Saya sama sekali tidak punya ambisi untuk menjadi ketua lagi.”

Pernyataan ini disampaikan menanggapi harapan yang disuarakan oleh PW PSNU Jawa Timur. Pihak PW PSNU Jatim sebelumnya menyatakan dukungan dan keyakinannya bahwa K.H. Said Aqil Siradj adalah figur yang dapat memulihkan dan menenangkan kondisi konflik yang sedang terjadi di PBNU.

Dalam sambutannya yang lebih luas, Kiai Said sapaan akrabnya mengajak seluruh kader Pagar Nusa untuk meneladani sikap Gus Dur.

“Kalau ingin seperti Gus Dur, yang setiap perkataannya menjadi kenyataan, harus ikuti jejaknya: sabar, tawakal, bersyukur, dan ridho,” pesannya.

Dia menekankan pentingnya membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti takabur, ria’, ujub. “Manusia punya kekuatan di luar fisik. Itu harus dipelihara dengan membuang sifat-sifat buruk,” ujarnya.

Kiai Said juga mendorong Pagar Nusa untuk konsisten berdzikir, berdoa, dan berwirit secara istiqomah, serta mengutamakan keikhlasan. “Semua harus lillahi ta’ala. Sedikit amal yang ikhlas, itulah yang dinilai,” tegasnya.

Mengenang masa kepemimpinannya, dia menegaskan prinsip kesetaraan. “Ketika saya jadi ketua PBNU, semua tamu saya terima, dari tukang sapu sampai jenderal bintang empat, sama tak ada bedanya,” kenangnya.

Di akhir sambutan, beliau memohon doa agar Allah menjaga Nahdlatul Ulama dan segera mengakhiri kesalahpahaman di antara pengurus.

Acara ini juga dihadiri oleh para pengurus Pagar Nusa se-Jawa Timur, termasuk Ketua Lembaga Ketabiban PW Pagar Nusa Jatim, Ki Ageng Purwo, dan Dewan Hos Pagar Nusa Nasional, Kanjeng Raden Tubagus Kyai Abdul Halim al-Khawas dari Banyuwangi.

Kegiatan ini merupakan wujud penghormatan kepada Gus Dur serta pengabdian organisasi melalui bakti sosial dan pembinaan spiritual-kanuragan.($@n)

Penulis: M.HasanEditor: M.Hasan