Indeks

Dari Peternakan Ayam hingga Lapangan Sepak Bola, Desa Mojoparon Raih Kemandirian Ekonomi

Gambar. Kepala Desa Mojoparon H.Soleh saat di Kandang Ayam bertelur dan menunjukkan hasil Telurnya.(Ist)

PASURUAN | KABAR PRESISI – Desa Mojoparon di Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi yang signifikan melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang inovatif dan produktif.

Di bawah kepemimpinan Kepala Desa H. Soleh, dua unit usaha unggulan peternakan ayam petelur dan sewa lapangan sepak bolatelah menjadi penyumbang utama bagi Pendapatan Asli Desa (PAD) dan kesejahteraan masyarakat.

H. Soleh, dengan penuh antusias, memaparkan capaian yang telah diraih. Sektor peternakan ayam petelur, kini telah beroperasi penuh dengan 1.000 ekor ayam. Sebanyak 90% atau sekitar 900 ekor ayam telah produktif bertelur setiap hari sejak tiga bulan berjalan.

“Awalnya kita fokus pada pengeluaran operasional. Alhamdulillah, mulai bulan kedua sudah menunjukkan hasil,” ujar H. Soleh.

Dengan produksi telur mencapai lebih dari 40 kilogram per hari dan harga jual rata-rata Rp 25.000 per kilogram, pendapatan kotor dari telur mampu menyentuh angka Rp 1 juta per hari.

Setelah dikurangi biaya pakan dan operasional lainnya sekitar Rp 500 ribu, diperoleh pendapatan bersih harian sekitar Rp 500 ribu. Hal ini mengantarkan estimasi pendapatan kotor dari peternakan ayam menuju angka Rp 100 juta per tahun.

“Ini baru dari satu unit. Kalau diakumulasi dengan unit usaha lain, hasilnya sangat melimpah untuk skala desa,” tambahnya.

Tidak hanya bertumpu pada peternakan, BUMDes Mojoparon juga mengelola aset lain yang menghasilkan. Lapangan sepak bola yang disewakan untuk umum menyumbang pendapatan sekitar Rp 30 juta per tahun.

Sementara itu, unit usaha Warung Ganjaran turut berkontribusi dengan estimasi pendapatan sekitar Rp 50 juta per tahun. Seluruh keuntungan yang diperoleh dari BUMDes ini dikembalikan untuk membiayai pembangunan sarana prasarana desa melalui PAD, serta program pemberdayaan dan bantuan langsung kepada masyarakat.

H. Soleh menekankan bahwa kunci keberhasilan ini terletak pada ketekunan dan komitmen penuh. “Jadi, kalau kita mau maju harus kuat mental dan jangan setengah-setengah resiko pasti ada. Kenapa, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil,” pesannya.

Keberhasilan ini menjadi fondasi kuat bagi visi Desa Mojoparon ke depan. “Semoga dengan ini, Desa Mojoparon menjadi desa yang mandiri dan maju untuk kemaslahatan masyarakatnya,” tutup H. Soleh berharap.

Pencapaian ini menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan BUMDes yang profesional dan kolaborasi antara pemerintah desa dengan warganya dapat mendorong kemandirian ekonomi lokal.(HURI)