Indeks

Bukan Juara Olimpiade, Tapi Pahlawan Nyawa: Haikal Dikukuhkan sebagai Ikon Keselamatan Lalu Lintas

Gambar.Haikal berdiri dengan helm di tangan dan piagam kehormatan di genggaman.(Ist)

PASURUAN | KABAR PRESISI – Sorak-sorai membahana di halaman SMKN 1 Bangil pagi ini, Senin (15/12/2025), bukan untuk juara olahraga atau akademik, tetapi untuk seorang pahlawan keselamatan yang sehari-hari. Haikal, seorang pelajar biasa, justru mendapatkan kehormatan luar biasa.

Dia secara resmi dinobatkan sebagai “Pelopor Keselamatan Lalu Lintas” dalam sebuah upacara bendera khidmat yang penuh makna.

Momen ini adalah klimaks dari janji yang menggema. Sehari sebelumnya, Kasat Lantas Polres Pasuruan, AKP Derie Fradesca, telah berjanji akan memberikan penghargaan langsung setelah melihat komitmen Haikal. Janji itu ditepati dengan gegap gempita.

Di hadapan ratusan mata yang menyorot, Aiptu Yaumil Kamsel dari Satlantas yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, menyerahkan piagam penghargaan.

Suaranya lantang menggema di lapangan sekolah, “Mas Haikal telah membuktikan diri! Di tengah carut-marut lalu lintas, dia memilih untuk taat aturan. Jadilah seperti dia! Selamatkan diri kalian, selamatkan masa depan!”

Acara belum usai. Sebuah kejutan lain hadir mewarnai drama apresiasi ini. Perwakilan Jasa Raharja Cabang Malang, Bapak Agus, maju membawa sebuah helm baru. Helm itu disematkan langsung kepada Haikal, simbol perlindungan nyata bagi seorang pelopor.

“Ini adalah perang melawan angka kematian di jalan raya. Setiap helm yang kami berikan adalah tameng penyelamat. Haikal sudah memulai, kini giliran kalian semua!” tegas Bapak Agus, menyentuh hati seluruh hadirin.

Sebagai monumen pengakuan tertinggi, sebuah banner besar program “Helm On” langsung dipasang di dinding sekolah.

Wajah Haikal tersenyum pada spanduk itu, menjadi ikon visual yang akan menyapa setiap pelajar setiap hari, mengingatkan bahwa kepahlawanan sesungguhnya dimulai dari kesadaran menjaga nyawa di setiap perjalanan.

Di akhir acara, Haikal berdiri dengan helm di tangan dan piagam kehormatan di genggaman. Dia bukan lagi sekadar pelajar.

Dia telah menjadi simbol hidup, pengingat bahwa dalam setiap kepatuhan pada lampu merah, setiap pengikatan tali helm, dan setiap hati-hati di tikungan, ada sebuah tindakan heroik yang pantas dielu-elukan.($@n)

Penulis: M.HasanEditor: M.Hasan