PASURUAN | KABAR PRESISI– Polres Pasuruan sedang mendalami laporan dugaan tindak pidana penganiayaan massal yang membuat tujuh orang terluka. Insiden bentrok antar kelompok BRN dengan kelompok LPKSM Sakera itu terjadi di Dusun Lawatan, Desa Kalirejo, Kecamatan Sukorejo, pada Senin (22/12/2025).
Laporan resmi telah dilayangkan oleh Yosi Calvin Pangalela, perwakilan dari BRN, yang melaporkan QMR yang diduga oknum dari LPKSM Sakera dan sejumlah orang lainnya sebagai terlapor. Kuasa hukum BRN, Suhartono, S.H., mendesak kepolisian menangani kasus ini secara serius.
“Kami berharap Polres Pasuruan dapat memproses perkara ini secara profesional dan objektif. Pihak yang diduga melakukan penganiayaan segera ditetapkan sebagai tersangka,” tegas Suhartono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/12/2025).
Dari tujuh korban yang dilaporkan, empat di antaranya merupakan anggota BRN yang kini didampingi secara hukum. Salah satunya mengalami luka cukup serius. “Proses hukum telah berjalan, termasuk pemeriksaan terhadap korban dan saksi,” tambah Suhartono.
Menurut penuturan Yosia Calvin Pangalela, kronologi kejadian berawal dari pencarian satu unit mobil Toyota Innova Reborn milik sebuah rental di Surabaya. Mobil tersebut hilang setelah sinyal GPS-nya terputus. Kelompoknya kemudian melacak sinyal terakhir ke daerah Sukorejo.
“Saat di lokasi, kami bersimpangan dengan Innova tersebut. Plat nomornya sudah diganti. Dari GPS yang masih online, kami konfirmasi itu mobil yang dicari,” jelas Yosia.
Mobil yang dikemudikan seorang berinisial AL itu berhasil dihentikan. Namun, pengemudi menolak keluar dan melemparkan kunci mobil ke sawah. Ketika situasi sedang tegang, sejumlah mobil dari satu kelompok tiba-tiba datang.
“Tiba-tiba datang beberapa mobil. Mereka turun dan langsung menyerang secara membabi buta,” tutur Yosia.
Dia menceritakan, penganiayaan diawali dengan pemukulan yang diduga dilakukan QMR terhadap salah satu anggota BRN. Situasi cepat eskalasi menjadi keroyokan massal, terutama setelah sekelompok orang tak dikenal menggunakan mobil pick-up dan bermasker tiba di lokasi.
“Kami mengalah, coba memberi keterangan, tapi serangan terus terjadi. Teman-teman ada yang lari ke sawah, sembunyi di mobil, ke perkampungan, bahkan ke Polsek,” papar Yosia yang mengaku kehilangan tas berisi dokumen penting dalam keributan itu.
Selain korban luka-luka, sejumlah kendaraan milik anggota BRN juga dilaporkan mengalami kerusakan dalam insiden tersebut.
Laporan polisi telah tercatat dengan nomor LPM/519/XII/2025/SPKT POLRES PASURUAN. Hingga berita ini diturunkan, penyelidikan intensif masih terus dilakukan untuk mengungkap motif dan keterlibatan pihak-pihak yang diduga terlibat secara lengkap.($@n)
