PASURUAN | KABAR PRESISI – Di bawah terik matahari Sabtu (20/12/2025), sebuah tim gabungan bergerak dengan langkah tegas menyusuri jalur-jalur kereta api yang membelah Pasuruan. Ini bukan patroli biasa.
Menjelang momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Satlantas Polres Pasuruan memimpin misi darurat: mengusut dan menutup celah-celah maut di perlintasan kereta, sebelum nyawa berikutnya melayang.
Operasi ini, bagian dari Operasi Lilin Semeru 2025, melibatkan gabungan kekuatan: petugas Satlantas, PT KAI Daops 8 dan 9, Dinas Bina Marga, serta Dishub Kabupaten Pasuruan.
Sasaran mereka jelas: perlintasan sebidang tanpa palang pintu titik-titik rawan yang selama ini menjadi mimpi buruk bagi pengendara dan masinis.
Tim menyisir lokasi-lokasi kritis dengan ketegangan tinggi: JPL 111 di Desa Raci, JPL 104 di Rel KA Latek, Stasiun Bangil, dan sebuah titik yang paling mereka waspadai Perlintasan tanpa palang di Desa Selorawan, Kecamatan Beji. Di sinilah, sejarah kelam kecelakaan pernah tercatat.
Dan di Selorawan itulah, tindakan tegas akhirnya diambil. Akses jalan yang membelah rel secara perlahan disempitkan. Hanya cukup untuk sepeda motor melintas.
Mobil roda empat? Aksesnya diputus. Tindakan pencegahan ekstrem ini diambil untuk memutus mata rantai kecelakaan yang berpotensi terulang.
“Kami sudah petakan semua titik kritis. Bahaya mengintai di setiap kelengahan,” tegas Kanit Turjawali Ipda Aries Setyandono, yang memimpin survei ini. Suaranya lantang di antara deru angin yang menyapu rel.
“Lampu penerangan di JPL 111, 104, dan Selorawan harus segera ditambah. Visibilitas di malam hari sangat minim, ini bom waktu bagi masinis dan pengendara.”
Setiap temuan dicatat, setiap risiko dianalisis. Operasi ini bukan sekadar rutinitas ini adalah upaya penyelamatan nyawa sebelum arus mudar dan balik libur akhir tahun membanjiri jalan dan rel.
Kolaborasi lintas instansi ini adalah tameng terakhir untuk memastikan perjalanan pulang dan mudik masyarakat tak berakhir dengan tragedi.
Misi hari ini mungkin selesai. Tapi perang melawan kecelakaan di perlintasan tanpa palang baru saja memasuki babak krusial.
Keamanan di jalur kereta Pasuruan sedang dipertaruhkan dan setiap detik, setiap penerangan yang ditambahkan, bisa berarti perbedaan antara selamat dan celaka.($@n)
