SURABAYA, Kabarpresisi – Istilah Joki STNK masih asing ditelinga masyarakat, terjadi Istilah Joki STNK mulai digunakan kalangan Konsumen STNK di Surabaya.
Ada beranggapan Dari Pada Calo lebih baik Joki tarifnya agak murah. Dan jasa ini benar-benar membantu untuk orang yang tak punya waktu untuk mengurus perpanjangan STNK.
Kepada Media Selasa (21/5), Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol Komarudin menjelaskan, Istilah Joki baru dirinya dengar, baginya jika itu benar tak tangguh tangguh Polisi akan tindak lanjuti.
Selain itu Mantan Kapolresta Metro Jakarta Pusat ini menjelaskan bahwa masyarakat berhati hati terhadap Modus Calo dan Joki, Jika masih ada Calo atau Joki Laporkan ke Ditlantas Polda Jatim.
“Silahkan Masyarakat Datang Sendiri Ke Unit-Unit Pelayanan di Samsat Supaya tidak ada Joki. Kalau minta tolong ke orang utk urus…ya itulah calo, ngak ada istilah Joki,” Ujarnya.
Dilangsir dari salah satu media online, Selasa (21/5) seperti diungkapkan diduga salah satu korban, katakan saja Rere (bukan nama sebenarnya) menekuni jasa joki STNK Surabaya ini tanpa sengaja.
Cerita bermula dari Ayah Rere, yang kebetulan punya bengkel, ditanya salah satu pelanggan bengkelnya apakah dia punya info calo STNK.
Ayah rere langsung menyarankan tak usah pakai calo karena mahal, mending pakai Jasa Rere saja.
Rere ya mau-mau saja diminta ayahnya untuk jadi Joki. Kesempatan, memang baiknya segera diraih, jangan disia-siakan.
Rere lalu memulai jasa joki STNK-nya. Jasa ini bisa dibilang legal, karena Indah memakai surat kuasa agar dia bisa mengurus tanpa harus kucing-kucingan.
Mekanisme Jasa :
Mekanismenya begini. Jika ada yang ingin menggunakan jasa joki, Indah membuatkan surat kuasa beserta materai, dibawa ke rumah penyewa jasa. Lalu Indah minta KTP asli dan fotokopi, lalu penyewa jasa tanda tangan surat kuasa. Setelah itu, Indah membawa motor yang akan diurus ke Samsat Surabaya.
Inilah yang unik dari jasa rere, bahwa jika dibilang ilegal, nggak juga, tapi dibilang legal, agak gimana gitu. Sebab, mengurus STNK memang bisa diwakilkan dengan surat kuasa, asalkan terpercaya. Perkara pemilik kendaraan percayanya ke rere, nah, ini lain cerita.
Isi surat kuasa yang digunakan untuk urusan perpanjangan STNK yaitu nama pemilik sesuai KTP/STNK, nopol kendaraan, merek dan tipe kendaraan, nomor rangka, nomor mesin, nomor BPKB, materai, dan tanda tangan pemilik kendaraan. Ribet? Memang.
Sampai di Samsat, lalu rere melakukan pengecekan seperti biasa, cek nomor rangka mesin dan sejenisnya. Seharusnya, itu aman-aman saja, sudah ada surat kuasanya. Tapi ada satu hal yang bikin was was, yaitu perkara identitas. Wajar saja, bagaimanapun itu bukan motor rere, dan memang bukan urusan rere. Biasanya sih, masalahnya di sini.
“Mungkin karena Samsat berusaha meminimalisir joki dan calo ya, jadi ketat. Padahal ya…”
“Padahal apa, Mbak?”
“Hehehe, nggak jadi.”
Joki STNK itu diperlukan :
Setelah proses tersebut, nanti petugas akan memanggil nama-nama orang yang mengurus STNK. Nah, karena Indah adalah joki STNK, otomatis bukan namanya yang dipanggil, tapi orang yang menyewa jasa rere. Nah, saat itulah yang paling mendebarkan dan jadi kunci.
“Biasanya ketika dipanggil, dan aku nyamper, akan ditanya aku siapanya (pemilik kendaraan). Saya akan ngaku keponakan, dan bakal ditanya, rumahnya di mana. Inilah kuncinya, aku kudu ngapalin alamat orang yang aku jokiin. Kalau bisa jawab lancar, ya lancar urusannya.”
“Kalau sampai nggak bisa jawab, wah, panjang urusannya.”
Setelah itu, rere menyelesaikan administrasi lain dan setelah itu, selesailah tugasnya. Biasanya rere “bekerja” selama lima jam, karena memang antrenya sepanjang itu. Tak heran jika jasa joki STNK laku keras, sebab ya, mengurusnya selama itu, siapa yang punya waktu senggang sebanyak itu?
Rere berpendapat bahwa seharusnya nggak perlulah anti-anti amat sama joki karena pada nyatanya, ngurus STNK seribet itu, padahal tidak semua orang bisa punya waktu selama itu untuk ngurus satu hal. Kalau untuk pekerja, beruntung jika bosnya memberi kelonggaran, kalau tidak, ya susah.
“Misal aku ngurus mulai jam 9, kelar jam 1 siang, itu udah cepet. Ya kalau bosnya apikan gapopo, kalau nggak?”
“Kalau pakai joki bukan keluarga, nggak boleh, tapi negara nggak ngasih alternatif sistem yang bisa lebih cepat, bahkan kalau bisa online aja. Kalau ruwet begini, ujung-ujungnya ya, pake calo kan?”
Cuannya lumayan :
Keuntungan yang didapat rere menjadi jasa joki STNK Surabaya ini lumayan. Sekali jalan, dia bisa dapat 150-350 ribu. Baginya ini angka yang besar, sebab baginya kerjanya nggak seberapa, tapi cuan yang didapat lumayan besar. Nggak perlu kerja sehari penuh, bisa dapat ratusan ribu. Rere juga sudah hafal alur kerjanya, jadi tidak terlalu sulit lah.
Tapi Rere mengaku sudah berhenti dari pekerjaan jadi joki STNK. Sebab, salah satu petugasnya curiga karena dia bolak-balik ke Samsat Surabaya tapi mengurus banyak motor yang berbeda. Dia lolos dengan mengaku bahwa keluarganya memang banyak, tapi dia memutuskan untuk berhenti.
“Setelah diinterogasi itu, saya memutuskan untuk istirahat dulu. Ga gelem maneh aku,” ungkapnya. (tim/red)