PASURUAN | KABARPRESISI – Warga perumahan Bukit Kertosari Park yang dikelola oleh CV Rezanna Group dengan letak lokasi di Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, merasa kesal dan merasa tertipu oleh pihak developer.
Pasalnya, hal ini diakibatkan minimnya air bersih. Mereka selama bertahun tahun mengalami kesulitan air bersih. Dikarenakan saluran air bersih disetiap rumah selalu mati. Seharusnya di lingkup perumahan sudah tersedia fasilitas seperti saluran air bersih yang tiap hari hidup bukan malah sebaliknya harus krisis air selama bertahun-tahun.
Mirisnya, warga harus membeli air isi ulang hanya sampai 10 galon besar guna mensiasati sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, entah untuk keperluan mandi, mencuci baju, serta kebutuhan lainnya. Hal ini membuat mereka geram dan menjerit.
Ironisnya lagi, ketika mereka menyebutkan bahwasanya musim penghujan adalah keberkahan tersendiri baginya. Dimana warga bisa mengambil air hujan dengan cara nadangin air ke ember ketika hujan turun dan dipindah ke bak yang ada dikamar mandi untuk kebutuhannya.
Dari hasil investigasi awak media dilapangan ketika mencoba cari tau kebenarannya Disitu tim awak media mencoba menghidupkan kran air, ternyata memang salurannya tak mengeluarkan air dan tampak bak mandi kering kerontang. Rabu (18/12/2024)
Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga yang enggan untuk dipublikasikan namanya bahwa krisis air sudah dirasakan dua tahun semenjak dirinya membeli rumah dan menempati di perumahan Bukit Kertosari Park.
“Dua tahun semenjak kami membeli rumah disini, untuk air sangat sulit, awal kita mau membeli survey rumah. Disitu kita ditunjukkan air yang berada dikantor, airnya pun deras sekali, akan tetapi ketika sudah dirumah yang kita beli air sama sekali tidak keluar. Apabila keluar air pun sangat kecil habis itu mati, dari sinilah kita merasa tertipu to mas,” paparnya.
Terpaksa, lanjutnya memaparkan, kita harus merogoh uang lebih, hanya untuk membeli air isi ulang hingga puluhan galon untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya
Sementara itu, wanita berinisial RP (29) juga mengatakan,” terkait air di sini sangat amat sulit, sehingga ada pihak ketiga yang mengontribusikan ke warga. Namun, miris air tersebut diambilkan dari sungai, air nya sangat tidak layak pakai yaitu keruh.
Masih kata RP, permasalahan ini sudah kordinasi dengan pihak pengembang. Hingga pengembangnya ganti tiga kali, namun hasilnya nihil, sampai saat ini warga masih kesulitan air bersih,” ujarnya.
Ia pun menambahkan,” dari informasi tetangga yang sudah lama disini. Mulai dari adanya perumahan ini memang sudah sulit air, saluran airnya mati terus,” tukasnya.
Tak sampai disitu awak media berusaha menggali perihal ini dengan mendatangi ke kantor pemasaran guna mengklarifikasi pihak marketing agar dapat perimbangan berita. Kendati demikian pihaknya juga telah mengetahui keluhan dari warga.
Randi yang mengaku staf marketing bahwa pihaknya tak menampik akan sulitnya warga untuk mencari air bersih. Selama ini sudah berupaya untuk mengatasi air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari warga.
“Kami juga berusaha dan berupaya untuk mencari mata air dengan mengebor dibeberapa titik ternyata fungsinya masih tidak maksimal. Akhirnya, kami masih berproses negoisasi dengan pihak pengembang yang lama,” pungkasnya. (San)