SIDOARJO | KABARPRESISI – Pasuruan Di Jawa Timur tepatnya di Jalan Letjen Sutoyo Gang Satria, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, ada tempat sejarah yang menjadi markasnya para ulama yaitu Markas Besar Oelama (MBO).
Untuk mengenangnya Ki Ageng Purwo selaku Ketua Lembaga Ketabiban PW PSNU Pagarnusa Provinsi Jawa Timur bersama Sutarji pria asal Purwosari, Pasuruan, berkunjung ke tempat sejarah MBO yang menjadi sejarah besar bagi Indonesia.
Pasalnya, menurut dari salah satu sumber berita detikjatim MBO menjadi tempat sejarah pada waktu itu. Tempat dimana, sebagai salah satu saksi bisu Pertempuran 10 November 1945.
Pertempuran tersebut terjadi di Surabaya. Bangsa Indonesia bertempur melawan pasukan Sekutu dari Inggris. Tak hanya Arek-arek Suroboyo, pertempuran itu juga dikobarkan para kiai dan santri di Jawa Timur.
Konon, para kiai dan santri menyusun strategi perang untuk Pertempuran 10 November 1945 di sebuah rumah, yang saat ini disebut Markas Besar Oelama. MBO berada di Jalan Letjen Sutoyo Gang Satria, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
“MBO ini konon menjadi saksi bisu Pertempuran 10 November 1945,” kata penjaga MBO, Ahmad Ghozali pada detikjatim. Kamis (24/11/2022).
Ghozali menjelaskan, waktu itu para ulama tidak memungkinkan melakukan pertemuan di Surabaya. Apalagi untuk membahas strategi perang melawan Sekutu. Sebab, Kota Pahlawan sudah menjadi medan pertempuran.
Sehingga para kiai memutuskan untuk berkumpul di Sidoarjo. Kiai-kiai sepuh berkumpul membahas dan menyusun strategi perang melawan Sekutu di MBO.
“Rumah ini pernah dijadikan pertemuan kiai seluruh Jawa Timur, yang dipimpin oleh KH Bisri Syansuri atas perintah KH Hasyim Asy’ari. Untuk membahas strategi perang melawan penjajah,” jelas Ghozali.
Tak hanya itu, MBO juga pernah menjadi tempat persinggahan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah. Mereka pernah bermalam di MBO.
“MBO ini juga sempat menjadi persinggahan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah selaku pemimpin komando barisan Mujahidin. Bahkan beliau sempat bermalam di rumah ini,” terang Ghozali.
Berdasarkan cerita dari orang tuanya, tambah Ghazali, rumah ini dibangun pada 1927. Hingga saat ini masih berdiri namun banyak bagian rumah yang sudah keropos.
“Rumah ini merupakan rumah bersejarah yang harus terus dikenang oleh warga khususnya Jawa Timur,” papar Ghozali.
“Karena rumah ini merupakan bangunan bersejarah, pada tahun 2019 rumah ini diresmikan oleh KH Marzuki Mustamar menjadi Markas Besar Oelama,” pungkasnya.(San)