banner 500x300

Bukan Sekadar Berebut, Ini Filosofi ‘Arebbuan’ di Puncak Acara Maulid Nabi Pasuruan

banner 500x300

PASURUAN | KABARPRESISI  – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, diwarnai kemeriahan tradisi unik turun-temurun bernama ‘Arebbuan’ atau berebut aneka barang.

Tradisi yang menjadi puncak acara ini digelar sebagai wujud syukur dan mempererat kebersamaan warga, Kamis (4 September 2025) malam.

Kemeriahan langsung terasa saat ratusan warga Dusun Krajan berkumpul di halaman musala. Tanpa komando, mereka berkerumun di bawah sebuah “ancak” atau gantungan dari bambu setinggi enam meter yang dipenuhi berbagai barang.

Baca Juga :  Penggerebekan Dramatis: Satresnarkoba Polres Pasuruan Berhasil Ungkap Jaringan Sabu di Wonosunyo Gempol 

Barang-barang yang digantung, mulai dari pakaian seperti baju, celana, sarung, hingga uang koin receh, menjadi rebutan warga. Suasana pun menjadi semarak ketika beberapa warga berusaha melompat-lompat untuk menggapai barang-barang yang diinginkan.

Menurut M. Yunus, salah seorang warga, semua barang yang diperebutkan merupakan hasil iuran sukarela masyarakat setempat. Ia menjelaskan, acara Arebbuan ini digelar tepat setelah pembacaan selawat dan sejarah Nabi Muhammad SAW usai.

Baca Juga :  Budi Daya Penuh Makna, Rutan Bangil Wujudkan Ketahanan Pangan bagi Warga Binaan

“Yang ikut warga lingkungan sini saja. Acara Maulid Nabi digelar di berbagai musala, tapi tidak semuanya ada acara berebutnya,” ujar Yunus.

Salah seorang peserta, Umi Kulsum, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya usai mengikuti tradisi tersebut. “Alhamdulillah, banyak yang saya dapat. Ada baju, uang receh sebanyak Rp36 ribu,” katanya sambil menunjukkan hasil yang ia peroleh.

Lebih dari sekadar berebut barang, tradisi Arebbuan telah menjadi simbol berbagi rezeki dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini secara gamblang mencerminkan kegembiraan dan solidaritas yang erat di antara warga Dusun Krajan.($@n)

banner 500x300